Risiko Likuiditas Adalah Ketidakmampuan Bayar Utang, Ini Penjelasannya

Destiara Anggita Putri
6 Oktober 2023, 15:07
 Risiko Likuiditas Adalah Risiko Tidak Bayar Utang
Freepik
ILustrasi, risiko likuiditas.

Di tengah situasi ekonomi yang sulit, banyak orang mulai melirik investasi sebagai salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Investasi memiliki beragam jenis. Salah satunya yaitu obligasi yang banyak diminati karena bisa mendatangkan banyak keuntungan.

Dilansir dari KBBI, obligasi memiliki pengertian sebagai surat utang berjangka (waktu) lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan.

Meskipun obligasi menawarkan pendapatan yang tetap dalam jangka waktu tertentu, instrumen obligasi juga memiliki beberapa risiko termasuk risiko likuiditas. Lantas, apa itu risiko likuiditas? Berikut dibawah ini informasinya.

 Risiko Likuiditas Adalah
 Risiko Likuiditas Adalah Risiko Tidak Bayar Utang (Freepik)

Pengertian Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas memiliki pengertian yang beragam. Dilansir dari laman investopedia.com, risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi ketika perusahaan atau individu tak memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi kewajiban keuangannya seperti membayar utang tepat waktu.

Sementara itu, merujuk freshbooks.com, risiko likuiditas umumnya dikaitkan dengan bank yang akan menyebabkan masalah bagi bank lain di dunia sebagai akibat dari manajemen likuiditas yang buruk.

Setiap perusahaan terutama bank perlu mengelola risiko likuiditas karena setiap transaksi atau komitmen akan berdampak pada likuiditas bank. Sederhananya, perusahaan harus memiliki stabilitas keuangan untuk menghindari risiko likuiditas.

Bahkan jika perusahaan memiliki banyak uang, perusahaan harus memiliki sumber pendanaan darurat untuk pengeluaran tak terduga di masa depan.

Jenis-jenis Risiko Likuiditas

Dilansir dari laman investopedia.com, terdapat dua jenis risiko likuiditas. Berikut dibawah ini penjelasan lengkapnya:

1. Risiko Likuiditas Pendanaan

Risiko likuiditas pendanaan atau arus kas adalah kondisi saat perusahaan tak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo.

2. Risiko Likuiditas Pasar

Risiko likuiditas pasar atau aset adalah ketidaklikuiditasan aset yang terjadi karena ketidakmampuan perusahaan untuk keluar dari suatu posisi. Contohnya, perusahaan A memiliki real estat yang banyak, tetapi dengan kondisi pasar yang buruk, real estat tersebut hanya dapat dijual dalam waktu dekat dengan harga jual yang murah.

Faktor Risiko Likuiditas

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko likuiditas sebuah perusahaan, antara lain:

1. Penurunan Pendapatan

Faktor risiko pertama yaitu penurunan pendapatan. Jika hal ini terjadi secara signifikan pada perusahaan, , maka kemampuan perusahaan tersebut untuk menambah arus kas masuk juga akan tersendat. 

Jika hal ini dibiarkan terus-menerus maka tentunya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajibannya.

2. Ketergantungan pada Pinjaman

Faktor berikutnya yaitu ketergantungan pada pinjaman. Jika peerusahaan melakukan hal ini, maka risiko likuiditasnya dapat meningkat.

Kondisi ini bisa semakin parah jika kondisi pasar sedang tak stabil atau suku bunga acuan menanjak.

3. Ketidakmampuan Menagih Piutang

Risiko kualiditas juga bisa terjadi jika perusahaan tidak mampu menagih piutang dari pelanggan atau mitra yang bekerja sama dengannya. Hal inilah yang nantinya akan membuat arus kas perusahaan menjadi seret.

Tanpa penanganan yang jelas, masalah tersebut bisa berkembang menjadi risiko likuiditas.

4. Perubahan Regulasi atau Kebijakan

Perubahan regulasi atau kebijakan pemerintah yang berdampak pada perusahaan juga dapat mengganggu likuiditasnya. Misalnya, perubahan tarif pajak tentu akan memperbesar beban pajak dan mengurangi sisa kas perusahaan.

5. Penarikan Dana yang Masif

Faktor risiko berikutnya yaitu penarikan dana yang masih dimana kondisi ini umumnya terjadi pada sektor keuangan. Sebagai contoh, kepanikan finansial pada krisis keuangan 2007-2008 silam membuat nasabah panik sehingga mereka pun buru-buru mengambil simpanannya di bank.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...